Sejarah Universitas Fort De Kock

Sejarah Universitas Fort De Kock

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi sudah direncanakan semenjak Tahun 2002 yang merupakan gagasan dari beberapa anggota Yayasan Pendidikan Fort De Kock Bukittinggi. Yayasan ini dipimpin oleh seorang Ketua Yayasan yang dijabat oleh Drs. Zainal Abidin, MM. Setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, kemudian para anggota yayasan menemukan satu kesepakatan untuk mendirikan Perguruan Tinggi yang akan didirikan di kota Bukittinggi. Perguruan Tinggi yang akan didirikan ini bergerak dibidang kesehatan. Setelah gagasan ini disepakati oleh seluruh anggota yayasan, maka dilanjutkan pembicaraannya dengan pemerintahan kota Bukittinggi yang saat itu walikota Bukittinggi di jabat oleh Bapak Drs. H. Djufri.

Setelah ada pembicaraan lanjutan dengan Bapak Walikota Bukittinggi, saat itu juga gagasan ini langsung direspon oleh Beliau, karena pendirian Perguruan Tinggi ini sesuai dengan Visi dan Misi Pemerintahan Kota Bukittinggi yaitu menjadikan Kota Bukittinggi sebagai kota pendidikan dan kota parawisata. Atas dasar visi dan Misi Kota Bukittinggi ini maka pemerintahan Kota Bukittinggi sepakat dengan anggota Yayasan untuk memberi nama Perguruan Tinggi ini dengan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FORT DE KOCK BUKITTINGGI, Terbentuknya kesepakatan dengan pemerintahan Kota Bukittinggi maka dilahirkan sebuah surat Rekomendasi pendirian perguruan tinggi oleh Walikota Bukittinggi sebagai tanda sudah diizinkannya untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi di Kota Bukittinggi.

Proses pendirian ini selanjutnya diproses di Departemen Kesehatan RI untuk mendapatkan rekomendasi di bidang Sumber Daya manusia yang selanjutnya akan digunakan dalam proses permintaan izin di Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Dua tahun kemudian tepetnya tanggal 15 Juni 2004 terbitlah SK Mendiknas No. 77/D/O/2004.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi bergerak di bidang pendidikan kesehatan yang mempunyai 6 (enam) Program Studi antara lain Program Studi Ilmu Kesehatan masyarakat Program sarjana (S-I), Program Studi profesi Ners, Program Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjan (S-I), Program Studi D.III Kebidanan, Program Studi D.IV Bidan Pendidik, dan DIII Fisioterapi.

Dibukanya Program Studi ini adalah sesuai dengan pemikiran dan kebijaksanaan pemerintahan saat ini dikenal dengan Paradigma Sehat 2010. dengan berjalannya waktu STIKes Fort De Kock terus meningkatkan existensinya sehingga sampai saat sekarang sedang memiliki 6 (enam) program studi dengan memiliki masing-masing Izin diantaranya:
  1. Keputusan Mendiknas No. 2767/D/T/K-X/2010 tanggal 01 Juli 2010 tentang Perpanjangan Izin Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat.
  2. Keputusan Mendiknas No. 2768/D/T/K-X/2010 tanggal 01 Juli 2010 tentang Perpanjangan Izin Program Studi Ilmu Keperawatan.
  3. Izin Penyelenggaraan Program Studi Kebidanan Diploma III (DIII) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock No. 2084/D/T/2008 tanggal 7 Juli 2008.
  4. Izin Penyelenggaraan Program Pendidikan Profesi NERS Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock No. 267/D/O/2008, tanggal 31 Desember 2008.
  5. Izin Penyelenggaraan Program Studi Bidan Pendidik DIV Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock No. 1699/D/T/2009 tanggal 17 September 2009.
  6. Surat Keputusan Mendiknas RI Tanggal 5 Mei 2010 No. 43/D/O/2010. Program Studi DIII Fisioterapi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi.
Pemerintahan sangat menyadari bahwa upaya kesehatan yang semula berupa upaya penyembuhan penderita kurang efektif dan efisien, sehingga secara perlahan-lahan berkembang kearah upaya preventif untuk seluruh lapisan masyarakat. Upaya ini dikenal dengan upaya kesehatan masyarakat (Public Health) dan upaya perawatan kesehatan masyarakat (Health Care Community) yang bergerak dalam bidang peningkatan peran serta/penggerakkan masyarakat, dalam bidang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, perawatan kesehatan masyarakat. Mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), tanpa mengabaikan upaya penyembuhan (curative) dan pemeliharaan kesehatan (Rehabilitatif).

Pada hakekatnya proses perubahan orientasi nilai dan pemikiran yang dimaksud diatas selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya sehingga konsep pembangunan kesehatan saat ini lebih difokuskan kepada pembangunan budaya hidup sehat dan pencegahan penyakit (promotif dan preventif). Untuk mendukung program pembangunan kesehatan tersebut maka dibutuhkan tenaga kesehatan yang khusus bergerak dibidang promotif dan preventif yaitu tenaga ahli kesehatan masyarakat (sarjana kesehatan masyarakat), dan tenaga keperawatan (sarjana keperawatan).

Mengingat kemampuan lembaga pendidikan yang sudah ada belum dapat menghasilkan tenaga ahli kesehatan yang memadai, dan masih jauhnya jangkauan masyarakat untuk melanjutkan pendidikannya ke luar Pulau Sumatera, maka Yayasan Pendidikan Fort De Kock mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Bukittinggi, untuk menjawab tantangan dalam bidang kesehatan.

KETUA-KETUA STIKES FORT DE KOCK DARI MASA KE MASA:

rn

No

rn
rn

Nama

rn
rn

Periode

rn
rn

1

rn
rn

Mufni Murat, M.Pd

rn
rn

2004-2008

rn
rn

2

rn
rn

Drs. Zainal Abidin,rn MM

rn
rn

2008-2009

rn
rn

3

rn
rn

Ns. Hj. Evirn Hasnita, Spd, M.Kes

rn
rn

2009-2012

rn
rn

4

rn
rn

Ns. Hj. Evirn Hasnita, Spd, M.Kes

rn
rn

2013-2017

rn
5
Nurhayati, SST, M.Biomed
2017 - 2019